Pengelolaan Evaluasi

Pengelolaan Evaluasi

Setelah membahas mengenai hakikat evaluasi, pada pembahasan ini kita akan melanjutkan mengenai pengelolaan evaluasi. Pembahasan mengenai pengelolaan evaluasi ini dimulai dari perencanaan evaluasi, pembuatan evaluasi, pelaksanaan evaluasi, penilaian evaluasi, dan tindak lanjut hasil evaluasi. Berikut merupakan penjelasan dari bagian-bagian yang bersangkutan.

A. Perencanaan Evaluasi

Proses perencanaan evaluasi merupakan bagian yang paling penting dalam proses evaluasi secara keseluruhan. Kita harus memiliki perencanaan evaluasi yang baik sebelum hal tersebut diimplementasikan. Dengan perencanaan yang baik, diharapkan bahwa implementasi evaluasi akan berjalan lancar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Adapun langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam merencanakan suatu evaluasi, yaitu (1) menentukan tujuan evaluasi dan merumuskan masalah, (2) menentukan jenis data, (3) menentukan sampel evaluasi, (4) menentukan model evaluasi sesuai dengan tujuan evaluasi, (5) menentukan alat evaluasi, (6) merencanakan personal evaluasi, (7) merencanakan anggaran, dan (8) merencanakan jadwal kegiatan.

Harus kita sadari bahwa perencanaan merupakan suatu cara untuk memproyeksikan maksud dan tujuan. Seperti yang telah kita ketahui, perencanaan berkaitan dengan konsep masa depan, masalah-masalah yang memerlukan imajinasi dan pilihan (choice), pemikiran yang ditujukan ke masa depan, dan proses mencapai suatu tujuan. Oleh karena itu, perencanaan mencerminkan upaya yang penuh pertimbangan. Perencanaan diakui sebagai cara yang paling andal (reliable) untuk mewujudkan tujuan dan sasaran. Perencanaan merupakan suatu cara untuk menentukan serangkaian tindakan untuk mengarahkan tindakan tersebut agar sesuai dengan visi.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa maksud dari perencanaan evaluasi adalah menguraikan strategi mengenai cara mendapatkan dan menganalisis data yang akan membantu meningkatkan efektivitas dari suatu evaluasi program pendidikan. Termasuk ke dalam perencanaan evaluasi ini adalah: (1) penjelasan mengenai perlunya evaluasi dan tanggung jawab melakukan evaluasi, (2) penentuan batasan evaluasi dan analisis konteks evaluasi, (3) identifikasi pertanyaan, kriteria, dan masalah evaluatif, (4) perencanaan pengumpulan, analisis dan interpretasi informasi, dan (5) mengembangkan tim manajemen perencanaan evaluasi, serta melakukan perbaikan pada perencanaan evaluasi.

B. Pembuatan Evaluasi

Secara umum, pembuatan evaluasi berhubungan dengan pembuatan instrumen evaluasi. Instrumen adalah suatu alat yang memenuhi persyaratan akademis, sehingga dapat dipergunakan sebagai alat ukur atau pengumpulan data mengenai suatu variabel. Dalam bidang penelitian, instrumen diartikan sebagai alat untuk mengumpulkan data mengenai variabel-variabel penelitian untuk kebutuhan penelitian, sedangkan dalam bidang pendidikan instrumen digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa, faktor-faktor yang diduga mempunyai hubungan atau berpengaruh terhadap hasil belajar, perkembangan hasil belajar, serta keberhasilan proses belajar mengajar dan keberhasilan pencapaian suatu program tertentu. Arikunto (1988: 71-74), memaparkan langkah-langkah dalam menyusun instrumen pembuatan evaluasi, yaitu (1) merumuskan tujuan, (2) membuat kisi-kisi instrumen, (3) menuliskan butir-butir instrumen, dan (4) menyunting instrumen.

  1. Merumuskan tujuan. Evaluator haruslah merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan instrumen yang akan disusun. Tahapan ini diperlukan untuk menyusun instrumen karena tanpa tahu apa data yang terkumpul, apa yang harus dilakukan sesudah itu, apa fungsi setiap jawaban dalam setiap butir dan sebagainya.
  2. Membuat kisi-kisi instrumen. Tahapan berikutnya adalah membuat kisi-kisi instrumen yang berisikan rincian tentang variabel atau aspek yang diukur dalam evaluasi program dan jenis instrumen yang akan digunakan untuk mengambil data dari variabel atau aspek yang diukur tersebut.
  3. Menuliskan butir-butir instrumen. Tahapan berikutnya setelah menuliskan kisi-kisi instrumen, maka langkah berikutnya adalah menuliskan butir-butir instrumen yang merujuk kepada kisi-kisi yang telah disusun.
  4. Menyunting instrumen. Apabila pembuatan butir-butir instrumen sudah selesai dilakukan, maka evaluator melakukan pekerjaan terakhir dari penyusunan instrumen, yaitu mengadakan penyuntingan (editing). Hal-hal yang diperhatikan dalam tahapan menyunting ini, yaitu (a) mengurutkan butir menurut sistematika yang dikehendaki evaluator untuk mempermudah pengolahan data, (b) menuliskan petunjuk pengisian, identitas dan sebagainya, serta (c) membuat pengantar permohonan pengisian instrumen yang akan ditujukan kepada responden.

C. Pelaksanaan Evaluasi

Seperti yang kita ketahui, evaluasi merupakan suatu proses atau kegiatan pemilihan, pengumpulan, analisis, dan penyajian informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan serta penyusunan program selanjutnya. Brinkerhoff dkk (1986), menyatakan bahwa evaluasi merupakan proses yang menentukan sejauh mana tujuan pendidikan dapat dicapai dan dalam pelaksanaannya evaluasi tersebut fokus pada tujuh elemen yang harus diperhatikan yaitu:

  1. Penentuan fokus yang akan dievaluasi.
  2. Penyusunan desain evaluasi.
  3. Pengumpulan informasi.
  4. Analisis dan interpretasi informasi.
  5. Pembuatan laporan.
  6. Pengelolaan evaluasi.
  7. Evaluasi untuk evaluasi atau meta evaluasi.

D. Penilaian Evaluasi

Penilaian evaluasi biasanya dilakukan oleh evaluator pada tahap kesimpulan dan saran. Pada bagian ini, evaluator memaparkan standar dan kriteria penilaian yang digunakan dalam melakukan evaluasi, sehingga memberikan penilaian yang terbaik terkait dengan kualitas dari apa yang telah dievaluasikan, dan memberikan rekomendasi.

Standar dan kriteria yang dicantumkan harus secara eksplisit, karena data tidak dapat berdiri sendiri. Oleh karena itu, dalam melakukan evaluasi evaluator dan pihak-pihak terkait menetapkan standar dan kriteria serta penilaian atas data yang memenuhi penilaian objek apakah evaluasi tersebut berjalan efektif atau tidak. Hal ini menjadi urgen karena evaluasi tanpa kriteria yang jelas akan banyak mendapatkan kritikan karena kekuatan penilaian evaluasi berdasarkan pada data. Fitzpatrick dkk (2004) menegaskan bahwa hal tersebut harus dilakukan untuk menyajikan kekuatan dan kelemahan penilaian. Ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh, yaitu:

  1. Perhatian dipusatkan pada penilaian positif dan negatif.
  2. Audiens dapat menemukan bagian praktis dari yang disampaikan evaluator terkait penilaian positif maupun negatif.
  3. Menghadirkan kekuatan yang membantu pihak-pihak yang bertanggung jawab atas objek evaluasi untuk menerima kelemahan yang terdapat setelahnya.

Selanjutnya terkait dengan rekomendasi, Fitzpatrick dkk (2004) juga menyarankan rekomendasi yang disampaikan kiranya mudah untuk agar mudah diaplikasikan, bahkan dalam beberapa laporan evaluasi, rekomendasi digunakan untuk memulai proses perencanaan strategis. Rekomendasi juga terkait dengan pemaparan evaluator tentang hal-hal yang telah berjalan baik dalam program dan juga hal-hal yang belum berfungsi sebagaimana mestinya dan menyarankan bagaimana melakukan perbaikannya. Dalam kasus tertentu, terdapat rekomendasi yang disampaikan evaluator mendorong perhatian untuk memperbaiki masalah tanpa menetapkan cara yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.

E. Tindak Lanjut Hasil Evaluasi

Tindak lanjut hasil evaluasi berkaitan dengan kegiatan yang dilakukan setelah mengetahui hasil dari evaluasi yang telah dilaksanakan. Jika hasilnya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, maka hal itu perlu ditindaklanjuti sesuai dengan apa yang diperlukan. Menurut Andalusiana (2011), informasi yang diharapkan diperoleh dari penilaian evaluasi sangat diperlukan di tahap dilakukan oleh setiap orang yang akan melaksanakannya.

Hal ini sesuai dengan tujuan evaluasi yaitu untuk memperoleh informasi yang akurat dan objektif tentang suatu program. Informasi tersebut dapat berupa proses pelaksanaan program, dampak atau hasil yang dicapai, efisiensi, serta pemanfaatan hasil evaluasi yang difokuskan untuk program itu sendiri, yaitu untuk mengambil keputusan apakah dilanjutkan, diperbaiki, atau dihentikan. Selain itu, juga dipergunakan untuk kepentingan penyusunan program berikutnya maupun penyusunan kebijakan yang terkait dengan program. Berdasarkan pemaparan di atas dapatlah dimaknai bahwa evaluasi program bertujuan untuk mengetahui pencapaian tujuan program yang telah dilaksanakan. Selanjutnya, hasil evaluasi program dimanfaatkan sebagai dasar untuk melaksanakan kegiatan tindak lanjut atau untuk melakukan pengambilan keputusan berikutnya.

F. Daftar Referensi

  • Arikunto, S. (1988). Penilaian Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
  • Brinkerhoff, R.O., et-al. (1986). Program Evaluation: A Practitioner’s Guidefor Trainer and Educationer, 4th Edition. Boston: Kluwer Nijhoff Publishing.
  • Fitzpatrick, J. L., Sanders, J. R., & Worthen, B. R. (2004). Program Evaluation: Alternative Approaches and Practical Guidelines. New York: Longman Inc.
  • Supriyanto, S., & Damayanti, N. A. (2007). Buku Perencanaan dan Evaluasi. Surabaya: Airlangga University Press.
  • Sary, Y. N. E. (2018). Buku Mata Ajar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Deepublish.
  • Wirawan, W. (2011). Evaluasi Teori Model Standar Aplikasi dan Profesi: Contoh Aplikasi Evaluasi Program, Pengembangan Sumber Daya Manusia, Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan, Kurikulum, Perpustakaan, dan Buku Teks. Jakarta: Rajawali Pers.

G. Unduh (Download) Resume Pengelolaan Evaluasi

PDF
Pengelolaan Evaluasi.pdf
Download

Leave a Comment