Pendekatan dan Model Pelayanan Pola 17 Plus Bimbingan dan Konseling (BK)

Pendekatan dan Model Pelayanan Pola 17 Plus Bimbingan dan Konseling (BK)

Pelayanan Bimbingan dan Konseling (BK) merupakan kegiatan yang integral dari keseluruhan kegiatan pendidikan di sekolah.

A. Konsep Dasar Bidang Layanan Bimbingan dan Konseling (BK)

Pada pelaksanaannya ada tiga hal yang berkaitan dengan pencapaian tujuan pendidikan, yaitu layanan pendidikan, layanan administrasi, dan layanan bimbingan. Bentuk pelayanan Bimbingan dan Konseling (BK) terhadap siswa dalam mencapai tujuan belajar serta membantu proses pendidikan di sekolah menengah adalah berupa layanan-layanan yang berfungsi dan berperan untuk mengembangkan diri siswa.

Penyelenggaraan pelayanan Bimbingan dan Konseling (BK) di sekolah memperoleh perbendaharaan istilah baru, yaitu BK Pola-17 (Pranowo, 2019). Seiring dengan berkembangnya zaman, pada abad ke-21 BK Pola-17 berkembang menjadi BK Pola-17 Plus. Hal ini dikarenakan adanya pengembangan sasaran pelayanan BK yang lebih luas. Butir-butir pokok BK Pola-17 Plus meliputi keterpaduan jelas mengenai pengertian, tujuan, fungsi, prinsip dan asas, serta landasan BK. Butir tersebut jika dijelaskan secara rinci terdiri dari enam bidang pelayanan BK, sembilan jenis layanan BK, serta lima kegiatan pendukung BK.

Untuk dapat melaksanakan layanan-layanan bimbingan dan konseling dengan baik, konselor harus mempunyai kompetensi dalam bimbingan dan konseling. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2008, tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi konselor (SKAKK), dijelaskan bahwa sosok utuh kompetensi konselor mencakup kompetensi akademik dan profesional sebagai satu keutuhan.

Oleh sebab itu, program layanan bimbingan konseling tidak dapat berjalan dengan efektif apabila tidak didukung dengan profesionalitasnya guru BK tersebut dalam melayani kliennya dengan terprogram secara efektif apabila kurang atau tidak didukung faktor lain, misalnya faktor pengalaman bekerja. Layanan konseling diberikan kepada peserta didik untuk belajar dengan efektif. Efektivitas konseling dapat tercapai bila seorang konselor atau guru pembimbing melaksanakan pola 17 Plus Bidang BK (Fauzi, 2019).

B. Pendekatan dan Model Layanan Bimbingan dan Konseling (BK)

1. Pendekatan dan Model Pelayanan dalam Bimbingan Pribadi

Layanan bimbingan pribadi berkaitan dengan usaha untuk membantu individu memahami, menilai, dan mengembangkan potensi dan kecakapan yang sesuai dengan perkembangan individu. Tujuan umum dari bimbingan pribadi adalah membantu siswa meningkatkan pengertian terhadap diri sendiri, serta mengarahkan diri dan menghadapi situasi psikologisnya dengan baik. Sedangkan tujuan khususnya, yaitu (1) membantu siswa menguasai langkah-langkah untuk meningkatkan pengertian terhadap diri sendiri, (2) membantu siswa mengarahkan dan mengendalikan diri, serta (3) membantu siswa mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah.   

Layanan bimbingan pribadi dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan bimbingan kelompok dan bimbingan individual. Untuk mencapai tujuan bimbingan pribadi, konselor berkoordinasi dengan orang tua siswa dan bekerja sama dengan para guru. Bentuk koordinasinya, yaitu (1) konselor mengadakan layanan konsultasi kepada orang tua tentang problem mendidik siswa, dan (2) konselor melakukan bimbingan pengembangan potensi diri. Prosedur penilaian terhadap proses bimbingan pribadi meliputi:

  • Apakah siswa menguasai langkah-langkah untuk meningkatkan pengertian terhadap diri.
  • Apakah siswa mampu mengarahkan dan mengendalikan diri serta mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah. Teknik penilaian melalui tes, wawancara, atau observasi. Pelaksanaan penilaian dilakukan konselor (Zamroni, 2015).

2. Pendekatan dan Model Pelayanan dalam Bimbingan Sosial

Bimbingan sosial adalah bantuan kepada siswa dalam membina hubungan interpersonal dengan berbagai pihak dalam berbagai pergaulan. Apabila dimensi sosial yang telah dikembangkan pada diri siswa, diharapkan siswa akan mampu mandiri (Khalilah, 2017). Layanan bimbingan dan konseling pribadi sosial dalam meningkatkan keterampilan hubungan sosial siswa. Layanan sosial perlu diberikan pada siswa sebagai bekal untuk berinteraksi dengan berbagai pihak dalam kehidupan sehari-hari. 

Permasalahan dalam hubungan dengan keluarganya menempati masalah sosial, seperti membangun hubungan dengan orang tua, kakak, adik dan anggota keluarga yang lain. Hubungan yang kurang serasi, yaitu hubungan yang berkaitan dengan masyarakat, mencakup kurang memiliki teman di sekitar rumah dan tidak dapat menyesuaikan diri dengan masyarakat. Program yang direkomendasikan pada bidang layanan sosial, yaitu:

  • Keterampilan interpersonal.
  • Cara bergaul dengan teman sebaya.
  • Bimbingan khusus bagi siswa yang kurang mampu beradaptasi (Tohir, 2016).

Tujuan umum dari bimbingan sosial adalah membantu siswa meningkatkan pengertian terhadap diri sendiri, mengarahkan diri dan menghadapi situasi psikologisnya dengan baik, dan memahami syarat-syarat dan etika pergaulan. 

Sedangkan tujuan khususnya, yaitu:

  • Membantu siswa menguasai langkah-langkah untuk meningkatkan pengertian terhadap diri sendiri dan orang lain.
  • Membantu siswa dalam mengarahkan dan mengendalikan diri.
  • Membantu siswa mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah.
  • Membantu siswa agar terampil melakukan hubungan interpersonal dengan berbagai pihak di lingkungan pendidikan, keluarga, dan lingkungan sosialnya (Yusuf, 2019).

Layanan bimbingan sosial dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan bimbingan kelompok dan bimbingan individual. Untuk mencapai tujuan bimbingan sosial konselor berkoordinasi dengan orang tua siswa. Adapun bentuk koordinasinya sebagai berikut:

  • Konselor mengadakan layanan konsultasi kepada orang tua tentang problem mendidik siswa.
  • Konselor melakukan bimbingan pengembangan potensi diri. 
  • Konselor melatih keterampilan sosial kepada pengurus OSIS dan pengurus kelas. Dengan latihan ini nanti peserta pelatihan ini dapat melatih siswa dalam kelompoknya.

3. Pendekatan dan Model Pelayanan dalam Bimbingan Belajar

Bimbingan belajar adalah bagian integral dari program pendidikan yang ada di sekolah, yang bertujuan membantu siswa menemukan cara belajar yang tepat dan memberi kesempatan untuk memperoleh prestasi optimal.

Tujuan umum dari bimbingan belajar adalah membantu meningkatkan kesadaran siswa untuk memperoleh dan menggunakan informasi belajar yang tepat, mengembangkan pandangan yang luas mengenai kesempatan belajar, meningkatkan pemahaman terhadap lingkungan pendidikan, dan memahami hal-hal yang dapat memengaruhi proses studinya. Tujuan khususnya, yaitu:

  • Membantu siswa agar terampil memperoleh dan memanfaatkan informasi pendidikan yang dapat menunjang studinya.
  • Memanfaatkan kesempatan belajar untuk meningkatkan prestasi belajarnya.
  • Menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan pendidikan.
  • Memiliki keterampilan belajar untuk menunjang peningkatan hasil belajar.
  • Mengarahkan diri untuk menghindari hal-hal yang dapat menghambat studinya (Aisyah, 2015).

Bimbingan belajar dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan bimbingan kelompok dan bimbingan individual, seperti pemberian informasi dengan memakai metode ceramah, diskusi, dan pemberian brosur. Konselor melakukan koordinasi dengan guru untuk memberikan informasi belajar. Koordinasi tersebut dilakukan dengan cara sebagai berikut:

  • Konselor membuat surat kepada kepala sekolah untuk memberikan materi kepada guru agar disampaikan di dalam jam pelajarannya tentang cara belajar efektif di sekolah. Guru akan berdiskusi dengan konselor jika mengalami kesulitan dalam memahami materi.
  • Konselor membuat informasi belajar melalui media dengan memanfaatkan papan pengumuman.
  • Konselor membuat brosur yang berisi informasi belajar yang diberikan kepada siswa dan orang tua.

Prosedur penilaian bimbingan belajar meliputi penilaian proses dan penilaian hasil. Penilaian proses meliputi, apakah siswa sudah memiliki kesadaran untuk memanfaatkan fasilitas pendidikan dengan tepat, apakah siswa mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan, serta apakah siswa dapat menyelesaikan hambatan yang mengganggu dalam belajarnya. Sedangkan penilaian hasilnya meliputi siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran 90% kehadiran dalam satu semester. Teknik penilaiannya dapat melalui tes, wawancara, atau observasi. Pelaksanaan penilaian ini dilakukan oleh konselor (Hikmawati, 2016).

4. Pendekatan dan Model Pelayanan dalam Bimbingan Karier

Bimbingan karier adalah bimbingan yang diberikan kepada siswa untuk menyiapkan dan menghadapi dunia pekerjaan, merencanakan, dan memilih lapangan pekerjaan, serta membekali siswa dengan keterampilan untuk memangku pekerjaan itu. Tujuan umum layanan bimbingan karier adalah membantu siswa untuk merencanakan karier dan mempersiapkan pekerjaan yang lebih realistis, yaitu sesuai dengan kemampuan, bakat, minat, dan pengembangan dunia kerja. Sedangkan tujuan khususnya, yaitu:

  • Membantu siswa mengerti kekuatan dan kelemahannya.
  • Mengidentifikasi jenis jenis pekerjaan, syarat-syarat pendidikan yang dibutuhkan, kondisi pekerjaan dan imbalan yang diperoleh. 
  • Menguasai tahap-tahap perencanaan karier.
  • Merencanakan dan menetapkan pekerjaan yang sesuai dengan keadaan dirinya.
  • Memiliki keterampilan yang relevan dengan pilihan kariernya.

Konselor menyelenggarakan bimbingan karier dan pemberian informasi pendidikan dan jabatan. Penyusunan program disesuaikan dengan tahap perkembangan karier siswa, bekerja sama dengan tenaga sekolah, para orang tua, serta memanfaatkan sumber-sumber lingkungan dan menggunakan tes bakat dan minat. Layanan bimbingan karier dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan bimbingan kelompok dan bimbingan individual (Astuti, 2019). 

Bimbingan kelompok dilakukan untuk mengidentifikasi jenis-jenis pekerjaan, syarat pendidikan yang dibutuhkan, kondisi pekerjaan dan imbalan yang diperoleh siswa, melakukan pelatihan untuk memperoleh keterampilan sebagai bekal dalam melamar pekerjaan, seperti komunikasi efektif, teknik presentasi, penggunaan komputer atau internet. Sedangkan bimbingan individual untuk merencanakan dan menetapkan pilihan karier siswa pada tahap akhir studi. Dalam melaksanakannya konselor bekerja sama dengan guru. Adapun caranya, yaitu:

  • Konselor membuat surat kepada kepala sekolah untuk melaksanakan informasi karier melalui wali kelas. Konselor memberi pelatihan kepada wali kelas dalam diskusi kecil. Kemudian, wali kelas akan melakukan bimbingan kelompok kepada siswa sesuai dengan cakupan bimbingannya.
  • Konselor bekerja sama dengan para guru untuk melatih siswa dengan komunikasi efektif dan teknik presentasi. 
  • Konselor membuat paparan informasi karier yang di dalamnya memuat tentang jenis pekerjaan, syarat-syarat pendidikan yang dibutuhkan, kondisi pekerjaan, dan imbalan yang diperoleh (Hartono, 2018).

C. Daftar Referensi

  • Aisyah, S. (2015). Perkembangan Peserta Didik dan Bimbingan Belajar. Deepublish.
  • Astuti, B., & Purwanta, E. (2019). Bimbingan Karier untuk Meningkatkan Kesiapan Karier. Devstudika.
  • Fauzi, F. (2019). BK Pola 17 dalam Manajemen Bimbingan dan Konseling di SMP Jati Agung Taman Sidoarjo. Darajat: Jurnal Pendidikan Agama Islam, 2(2), 1-16.
  • Hikmawati, F. (2016). Bimbingan dan Konseling. Rajawali Press.
  • Hartono, M. S. (2018). Bimbingan Karier. Prenada Media.
  • Khalilah, E. (2017). Layanan Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial dalam   Meningkatkan Keterampilan Hubungan Sosial Siswa. JIGC, 1(1), 41-57.
  • Pranowo, T. A. (2019). Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application. Universitas, 8, 31166.
  • Tohir, D. (2016). Program Bimbingan Pribadi Sosial untuk Peningkatan Kepercayaan Diri Siswa. Dewan Eksekutif, 80.
  • Yusuf, S., & Nurihsan, A. J. (2019). Landasan Bimbingan dan Konseling.
  • Zamroni, E., & Rahardjo, S. (2015). Manajemen Bimbingan dan Konseling Berbasis Permendikbud Nomor 111 Tahun 2014. Jurnal Konseling Gusjigang, 1(1).

D. Unduh (Download) Resume Pendekatan dan Model Pelayanan Pola 17 Plus Bimbingan dan Konseling (BK)

Pendekatan dan Model Pelayanan Pola 17 Plus Bimbingan dan Konseling (BK)
Google Drive – 267 KB

Leave a Comment