Konsep Diksi dalam Semantik

Konsep Diksi dalam Semantik

Seseorang memiliki kosakata yang terbatas dalam kehidupan sehari-hari, yang membuatnya sulit untuk mengungkapkan maknanya kepada orang lain. Sebaliknya, jika seseorang terlalu banyak menggunakan kosakata, maka akan sulit untuk menerima dan memahami maksud dari pesan yang ingin disampaikan. Oleh karena itu, untuk mencegah hal ini terjadi, orang harus mengetahui dan memahami bagaimana menggunakan kata-kata dalam komunikasi. Salah satu item yang harus dikuasai adalah susunan kata atau pilihan kata (diksi). 

Pemilihan kata selalu berisi ketepatan makna dan penerapan konteks dan rasa nilai keberadaan pembaca atau pendengar. Oleh sebab itu, di bawah ini akan dijelaskan secara singkat mengenai konsep dasar diksi dalam semantik. Pembahasan ini meliputi: konsep dasar diksi, fungsi, syarat, dan kriteria ketepatan diksi, serta jenis diksi.

A. Konsep Diksi

Seseorang memiliki kosakata yang terbatas dalam kehidupan sehari-hari, yang membuatnya sulit untuk mengungkapkan maknanya kepada orang lain. Sebaliknya, jika seseorang terlalu banyak menggunakan kosakata, maka akan sulit untuk menerima dan memahami maksud dari pesan yang ingin disampaikan. Oleh karena itu, untuk mencegah hal ini terjadi, orang harus mengetahui dan memahami bagaimana menggunakan kata-kata dalam komunikasi.

Salah satu item yang harus dikuasai adalah susunan kata atau pilihan kata (diksi). Menurut Enre, pemilihan kata atau diksi adalah menggunakan kata-kata secara tepat untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan yang ingin diungkapkan dalam pola kalimat.

Widyamartaya mengemukakan pandangan lain, ia menjelaskan bahwa susunan kata atau pilihan kata adalah kemampuan seseorang untuk membedakan secara tepat mengenai nuansa makna berdasarkan pemikiran yang disampaikan. Ia mengatakan kemampuan ini harus disesuaikan dengan situasi dan nilai-nilai sekelompok orang dan khalayak atau pembaca. 

Pemilihan kata selalu berisi ketepatan makna dan penerapan konteks dan rasa nilai keberadaan pembaca atau pendengar. Keraf, mengemukakan pandangan lain, ia menarik tiga kesimpulan utama berikut tentang susunan kata. Adapun kesimpulan tersebut, yaitu:

  1. Pilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang dipakai untuk menyampaikan gagasan, bagaimana membentuk pengelompokkan kata-kata yang tepat.
  2. Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan menemukan bentuk yang sesuai atau cocok dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar.
  3. Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan penguasaan sejumlah besar kosakata atau perbendaharaan kata bahasa.

Dari beberapa poin di atas, dapat disimpulkan bahwa diksi adalah mempertimbangkan pilihan dan penggunaan kata-kata. Hal ini dapat berupa semua aspek makna suatu kata, yaitu makna luas dan makna konotatif, karena kata-kata bisa memiliki arti yang berbeda. Pemilihan kata yang tepat merupakan sarana untuk mendukung dan menentukan keberhasilan komunikasi. Pemilihan kata atau penggunaan kata bukan hanya soal pemilihan kata, tetapi mencakup pengaruh kata terhadap makna dan informasi yang ingin disampaikan. Pilihan kata digunakan tidak hanya untuk komunikasi, tetapi juga untuk bahasa tertulis (berita). Dalam bahasa tulis, pilihan kata (kamus) memengaruhi pemahaman pembaca atau tidak menggunakan kata-kata yang kita pilih.

B. Fungsi, Syarat, dan Kriteria Ketepatan Diksi

Berdasarkan penjabaran mengenai pengertian diksi di atas, fungsi diksi yaitu agar pemilihan kata dan cara penyampaiannya bisa dilakukan dengan tepat hingga orang lain mampu mengerti maksud yang disampaikan. Diksi juga berfungsi untuk memperindah kalimat. Misalnya diksi dalam suatu cerita, dengan diksi yang baik dan benar maka penyampaian cerita bisa dilakukan secara runtut, menjelaskan tokoh-tokoh, mendeskripsikan latar dan waktu, dan lain sebagainya. Adapun fungsi diksi secara umum, yaitu (1) membantu audiens atau pembaca memahami apa yang dikatakan penulis atau pembicara, (2) menciptakan kegiatan komunikasi yang efektif dan efisien, (3) mengomunikasikan ide/gagasan dengan baik, (4) menjadi simbol ekspresi pikiran, dan (5) sebagai persyaratan keakuratan kata. Diksi juga memiliki ciri-ciri, yaitu (1) memilih kata dengan tepat dan mampu mengungkapkan gagasan atau kebutuhan, (2) mampu membedakan nuansa makna dan bentuk secara akurat sesuai dengan ide, konteks, dan nilai pembaca, dan (3) menggunakan kosakata komunitas bahasa dan dapat mentransfer kekayaan ini ke jaringan kosakata yang jelas. Menurut Keraf, ada beberapa syarat untuk keakuratan diksi, antara lain:

  1. Menggunakan kata konotasi dan ekstensi dengan hati-hati.
  2. Hati-hati menggunakan sinonim atau arti yang hampir sama.
  3. Mampu membedakan kata dengan ejaan yang mirip.
  4. Penggunaan kata kerja dalam kata depan harus idiomatik.
  5. Harus dapat membedakan antara kata khusus dan umum dalam penulisan atau pengucapan, dan menggunakan kata secara akurat.
  6. Selalu perhatikan pemilihan kata yang tepat dalam tulisan atau ucapan.

C. Jenis Diksi

Seperti yang telah kita ketahui pada penjelasan sebelumnya, susunan kata atau pilihan kata adalah kemampuan seseorang untuk membedakan secara tepat mengenai nuansa makna berdasarkan pemikiran yang disampaikan. Seseorang memiliki kosakata yang terbatas dalam kehidupan sehari-hari, yang membuatnya sulit untuk mengungkapkan maknanya kepada orang lain. Sebaliknya, jika seseorang terlalu banyak menggunakan kosakata, maka akan sulit untuk menerima dan memahami maksud dari pesan yang ingin disampaikan. Ketepatan kata atau diksi yang digunakan akan memengaruhi persepsi pembaca terhadap isi iklan. Menurut Keraf (1998), jenis kata dibagi menjadi dua belas jenis, yaitu kata (1) denotasi, (2) konotasi, (3) kata abstrak, (4) kata konkret, (5) kata umum, (6) kata khusus, (7) kata ilmiah, (8) kata populer, (9) jargon, (10) kata slang, (11) kata asing, dan (12) kata serapan.Berikut penjelasan dari masing-masing jenis diksi tersebut.

  1. Denotasi. Denotasi adalah konsep dasar yang didukung oleh sebuah kata, artinya mengacu pada konsep, objek atau ide. Denotasi juga merupakan definisi kamus atau definisi utama dari sebuah kata, bukan konotasi atau makna yang terkait dengannya. Denotasi mengacu pada arti sebenarnya. Adapun contoh dari makna denotasi, yaitu pada kalimat rumah itu luasnya 250 meter persegi. Ada seribu orang yang menghadiri pertemuan itu.
  2. Konotasi. Konotasi adalah makna kata yang mengandung makna tambahan, imajinasi, atau rasa nilai. Konotasi adalah kesan atau asosiasi, biasanya sifat emosional kata-kata selain definisi kamus atau definisi utama. Konotasi mengacu pada makna kiasan atau makna yang tidak nyata. Contoh dari makna konotasi, yaitu pada kalimat rumah itu luas sekali. Banyak sekali orang yang menghadiri pertemuan itu
  3. Kata abstrak. Kata abstrak adalah referen yang berupa konsep, kata abstrak sulit untuk dideskripsikan karena referen tidak dapat diserap oleh indra manusia. Kata-kata abstrak mengacu pada kualitas (panas, dingin, baik, buruk), afinitas (kuantitas, kuantitas, derajat), dan pemikiran (keraguan, tekad, keyakinan). Kata-kata abstrak biasanya digunakan untuk menggambarkan ide-ide teknis tertentu.
  4. Kata konkret. Kata konkret adalah kata yang dapat dilihat atau dirasakan secara langsung oleh satu atau lebih alat indra. Kata-kata konkret mengacu pada hal-hal aktual dan konkret dalam pengalaman. Kata konkret digunakan untuk menghadirkan gambaran yang hidup di benak pembaca lebih baik daripada kata lain. Adapun contoh kata konkret yaitu pada kata meja, kursi, rumah, mobil, dll.
  5. Kata umum. Kata-kata umum mengacu pada berbagai kata, dan kata-kata umum mengacu pada banyak hal, kumpulan, dan keutuhan. Contoh kata umum, yaitu pada kata hewan, tumbuhan, penjahat, kendaraan.
  6. Kata khusus. Kata-kata khusus mengacu pada kata-kata dalam arah yang spesifik dan spesifik. Istilah khusus mengacu pada objek tertentu. Contoh kata khusus, yaitu pada kata Yamaha, Nokia, kerapu, kakak, mobil.
  7. Kata ilmiah. Istilah kata ilmiah merupakan istilah yang digunakan oleh orang-orang terpelajar, khususnya dalam karya ilmiah. Contoh kata ilmiah, yaitu analogi, formasi, konservatif, fragmen, dll.
  8. Kata populer. Kata populer adalah kata-kata yang umum digunakan dari semua lapisan masyarakat, baik itu orang terpelajar maupun orang biasa. Contoh kata-kata tersebut, yaitu kata bukti, kekecewaan, kemajuan, tunawisma.
  9. Jargon. Jargon adalah kosakata teknis atau rahasia dalam bidang ilmiah tertentu, seni, perdagangan, perkumpulan rahasia, atau kelompok khusus lainnya. Adapun contoh jargon yaitu sesuai jargon, sikon (situasi dan kondisi), pro dan kon (pro dan kontra) kap (kapten), dok (dokter), prof (profesor).
  10. Kata slang. Kata slang adalah kosakata informal, non-standar yang disusun dengan cara yang unik, kuat dan jenaka dalam percakapan. Slang juga merupakan kata tingkat tinggi atau murni. Adapun contoh kata-kata tersebut, yaitu mana tahan, eh ketemu, kamu unyu banget, sabi ga tuh.
  11. Kata asing. Kata asing merupakan unsur dari bahasa asing, dan tetap mempertahankan bentuk aslinya karena tidak menyatu dengan bahasa aslinya. Adapun contoh kata asing yaitu computer, cyber, internet, go public.
  12. Kata serapan. Kata serapan adalah kata dari bahasa asing yang telah disesuaikan dengan bentuk atau struktur bahasa Indonesia. Contoh kata serapan, yaitu ekologi, ekosistem, motivasi, musik, energi.

D. Daftar Referensi

  • Enre, Fachrudin Ambo. (1988). Dasar-Dasar Keterampilan Menulis. Jakarta: Depdikbud.
  • Keraf, Gorys. (1996). Tata Bahasa Indonesia. Jakarta: Ikrar Mandiri Abadi.
  • Mustakim. (1994). Membina Kemampuan Berbahasa Panduan ke Arah Kemahiran Berbahasa. Jakarta: Gramedia.
  • Widyamartaya, A. (1990). Diksi dan Ketepatan Pilihan Kata. Bandung: Angkasa.

E. Unduh (Download) Resume Konsep Diksi dalam Semantik

PDF
Konsep Diksi dalam Semantik.pdf
Download

Leave a Comment