Kegiatan Pendukung Bimbingan dan Konseling (BK)

Kegiatan Pendukung Bimbingan dan Konseling (BK)

Kegiatan pendukung dalam bimbingan dan konseling pada umumnya ditujukan secara langsung untuk memecahkan masalah yang disampaikan oleh klien.

A. Konsep Dasar Kegiatan Pendukung dalam Bimbingan dan Konseling (BK)

Kegiatan pendukung ini umumnya dilaksanakan tanpa kontak langsung dari sasaran yang telah ditentukan (Hallen, 2005). Kegiatan pendukung ini terbagi atas beberapa bagian. Pertama, aplikasi instrumentasi dan himpunan data. Instrumentasi ini dijelaskan sebagai pengungkapan masalah individu melalui instrumen tertentu, misalnya tes dapat menjadikan bahan pertimbangan untuk layanan orientasi, dan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk layanan orientasi terutama untuk menetapkan isi layanan dan sekaligus individu yang akan menjadi peserta layanan, begitu juga halnya dengan himpunan data. 

Kedua, konferensi khusus. Konferensi khusus harus dapat diarahkan untuk mengidentifikasi hal-hal apa saja yang perlu dijadikan fokus atau isi layanan. Dalam konferensi khusus dapat juga langsung dibicarakan siapa saja peserta layanan dan aspek-aspek teknisnya. Konferensi khusus dapat melibatkan pihak-pihak seperti konselor, kepala sekolah dan wakilnya, wali kelas, guru-guru tertentu, bahkan orang tua siswa juga dapat dilibatkan. 

Ketiga, kunjungan rumah. Untuk hak-hak tertentu apabila memang diperlukan, konselor (pembimbing) bisa melakukan kunjungan rumah untuk lebih mendalami data siswa atau melakukan pemeriksaan data sesuai dengan kebutuhan layanan. Keempat, alih tangan kasus. Kegiatan ini dilaksanakan apabila keadaan kurang terpenuhinya kebutuhan peserta layanan (siswa) oleh konselor, terutama kebutuhan di luar kewenangan konselor. Untuk lebih jelasnya, berikut merupakan penjelasan lengkap mengenai masing-masing kegiatan pendukung ini.

B. Jenis Kegiatan Pendukung dalam Bimbingan dan Konseling (BK)

Seperti yang kita ketahui pada penjelasan sebelumnya, kegiatan pendukung adalah suatu kegiatan dalam pelayanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan diperolehnya berbagai data, keterangan dan kemudahan bagi terlaksananya jenis-jenis layanan, serta terwujudnya fungsi-fungsi BK. Dalam BK saat ini ada enam kegiatan pendukung, yaitu (1) aplikasi instrumentasi, (2) himpunan data, (3) kunjungan rumah, (4) konferensi kasus, (5) tampilan kepustakaan, dan (6) alih tangan kasus. Berikut merupakan uraiannya:

1. Aplikasi Instrumentasi dalam Bimbingan dan Konseling (BK)

Aplikasi instrumentasi merupakan kegiatan pendukung dalam bimbingan dan konseling (BK) yang dilaksanakan untuk mengumpulkan data dan keterangan tentang siswa, lingkungan siswa, serta lingkungan yang lebih luas. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai instrumen, baik dalam bentuk tes maupun non-tes. Sebelum itu, ada beberapa pertimbangan dalam penerapan instrumen BK seperti yang dikemukakan oleh Prayitno (2004: 316), berikut ini.

  • Instrumen haruslah sahih dan terandalkan.
  • Konselor bertanggung jawab atas pemilihan instrumen yang akan dipakai.
  • Pemakaian instrumen harus dipersiapkan secara matang baik pada persiapan instrumennya maupun persiapan klien yang akan mengambil tes itu.
  • Pemahaman terhadap klien tidak hanya didasarkan atas data tunggal yang dihasilkan oleh tes, melainkan harus dilengkapi dengan data lain dari sumber-sumber relevan agar gambaran tentang klien lebih bersifat komprehensif.
  • Instrumen yang ada hanya sebagai alat bantu, oleh karena itu kekurangan atas ketiadaan instrumen hendaknya tidak menjadi penghambat bagi pelaksanaan BK (Prayitno, 2004).

2. Himpunan Data dalam Bimbingan dan Konseling (BK)

Data tentang siswa sangat diperlukan dalam penyelenggaraan BK. Data yang sudah dikumpulkan baik melalui tes maupun non-tes perlu disimpan di dalam himpunan data atau dikenal dengan cumulative record. Ada beberapa jenis data yang perlu dikumpulkan oleh guru pembimbing, dari siswa seperti yang dikemukakan oleh Prayitno (2004: 320), yaitu:

  • Identitas pribadi.
  • Latar belakang keluarga.
  • Kemampuan mental, bakat, dan kondisi kepribadian.
  • Sejarah pendidikan, hasil belajar, nilai mata pelajaran.
  • Hasil tes diagnostik.
  • Data kesehatan.
  • Pengalaman ekstrakurikuler dan kegiatan di luar sekolah.
  • Minat dan cita-cita pendidikan dan pekerjaan.
  • Prestasi khusus yang pernah diperoleh.

Selain data siswa diperlukan juga data tentang lingkungan. Data tentang lingkungan ini berguna dalam rangka memberi informasi dan penjelasan kepada siswa yang memerlukan informasi seperti informasi pendidikan. Data tentang lingkungan ini dapat berupa, (1) data tentang informasi pendidikan meliputi jenis program, kurikulum sistem belajar dan sebagainya, (2) data tentang informasi jabatan atau pekerjaan, dan (3) data tentang lingkungan sosial, meliputi adat istiadat, norma, dan nilai-nilai lembaga atau organisasi dan seterusnya (Hikmawati, 2016).

3. Kunjungan Rumah dalam Bimbingan dan Konseling (BK)

Kunjungan rumah adalah kegiatan pendukung BK yang bertujuan untuk memperoleh data keterangan serta kemudahan bagi terentasnya masalah siswa melalui kunjungan ke rumah siswa. Kegiatan kunjungan rumah, memiliki tiga tujuan utama yaitu:

  • Memperoleh data tambahan tentang permasalahan siswa, khususnya yang bersangkut paut dengan keadaan rumah atau orang tua.
  • Menyampaikan kepada orang tua tentang permasalahan anaknya.
  • Membangun komitmen orang tua terhadap permasalahan anaknya.

Selain itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh guru pembimbing berkenaan dengan kegiatan kunjungan rumah, yaitu: (1) guru pembimbing menyampaikan perlunya kunjungan rumah kepada siswa yang bersangkutan, (2) menyusun rencana dan agenda yang konkret dan menyampaikannya kepada orang tua, dan (3) kunjungan rumah tidak dapat dilakukan sebelum orang tua mengizinkannya.

4. Konferensi Kasus dalam Bimbingan dan Konseling (BK)

Konferensi kasus adalah kegiatan pendukung BK yang bertujuan untuk membahas permasalahan yang dialami siswa dalam suatu forum pertemuan yang dihadiri oleh berbagai pihak yang diharapkan dapat memberikan bahan, keterangan, dan kemudahan bagi terentaskannya permasalahan siswa. Pertemuan dalam konferensi kasus bersifat terbatas dan tertutup. Adapun tujuan dilaksanakannya konferensi kasus, yaitu:

  • Diperolehnya gambaran yang jelas, mendalam, dan menyeluruh tentang permasalahan siswa.
  • Terkomunikasinya sejumlah aspek permasalahan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dan bersangkutan, sehingga penanganan masalah itu menjadi lebih mudah dan tuntas.
  • Terkoordinasinya penanganan masalah yang dimaksud sehingga upaya penanganan itu lebih efektif dan efisien.

5. Tampilan Kepustakaan dalam Bimbingan dan Konseling (BK)

Kegiatan Pendukung Tampilan Kepustakaan (PTK) merupakan “plus” dari “BK Pola 17”. Tampilan kepustakaan ini dimaksudkan membantu permasalahan klien dengan cara memanfaatkan permasalahan klien dengan cara memanfaatkan pustaka, karena pustaka merupakan gudang ilmu yang terekam melalui buku, majalah, koran, tabloid, film, dsb. Berbagai uraian, penjelasan, cerita, ide, contoh, dan bermacam-macam. Informasi sebagai hasil budaya manusia tersimpan di dalam pustaka. 

Semua yang ada pada pustaka dapat memperkuat dan memantapkan atau menjadi bahan perbandingan serta menambahan wawasan klien serta mempertajam analisis terhadap permasalahan klien. Adapun tujuan umum tampilan kepustakaan dalam rangka pelayanan konseling, yaitu:

  • Melengkapi substansi pelayanan konseling berupa bahan-bahan tertulis atau rekaman lainnya yang ada dalam tampilan kepustakaan.
  • Mendorong klien memanfaatkan bahan-bahan yang ada dalam tampilan kepustakaan untuk memperkuat pengentasan masalah dan pengembangan (Hartono, 2018).

6. Alih Tangan Kasus dalam Bimbingan dan Konseling (BK)

Alih tangan kasus dapat diartikan sebagai kegiatan pendukung bimbingan dan konseling yang bertujuan untuk mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas masalah yang dialami peserta didik (klien atau konseli) dengan memindahkan penanganan kasus dari satu pihak ke pihak lain. Kegiatan ini memerlukan kerja sama yang erat dan mantap antara berbagai pihak yang dapat memberikan bantuan atas penanganan masalah tersebut (terutama kerja sama dari ahli lain tempat kasus itu dapat dialihtangankan).

C. Daftar Referensi

  • Hallen, A. (2005). Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Quantum Teaching.
  • Hikmawati, F. (2016). Bimbingan dan Konseling. Rajawali Press.
  • Hartono, M. S. (2018). Bimbingan Karier. Prenada Media.
  • Khalilah, E. (2017). Layanan Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial dalam Meningkatkan Keterampilan Hubungan Sosial Siswa. JIGC, 1(1), 41-57.
  • Prayitno. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta 
  • Zamroni, E., & Rahardjo, S. (2015). Manajemen Bimbingan dan Konseling Berbasis Permendikbud Nomor 111 Tahun 2014. Jurnal Konseling Gusjigang, 1(1).

D. Unduh (Download) Resume Kegiatan Pendukung Bimbingan dan Konseling (BK)

Kegiatan Pendukung Bimbingan dan Konseling (BK)
Google Drive – 207 KB

Leave a Comment